Namaku Indra, seorang mahasiswa dari jogja umurku sekarang 21
tahun. Kisah ini adalah kisah nyataku yang aku alami bersama dengan anak tetanggaku sekitar 1 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kuliah dan Ayu, sebut saja begitu, umurnya masih sekitar 18 tahun dan baru saja lulus dari SMU.
Ayu
orangnya supel dan mudah bergaul dengan siapa saja. Maka dari itu semua
orang dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia. Selain itu juga
Ayu aktif dalam
berbagai kegiatan dilingkungan kami seperti halnya karang taruna dan
dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam setiap kegiatan
dilingkungan kami. Sifatnya yang energik itulah yang disukai siapapun.
Satu lagi sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia seorang gadis
tomboy, walaupun dia sering marah jika disebut begitu.
Sikap Ayu padaku sudah seperti adikku sendiri. Dia seringkali main
ke rumahku untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kami. Dan juga
pada tetangga yang lain dia juga begitu. Karena begitu akrabnya denganku
sehingga dia sering keluar masuk kamarku untuk sekedar membangunkanku
dari tidur mengajakku bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan
untuk curhat denganku.
Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga pada suatu saat aku lupa mematikan komputer yang ada
di kamarku setelah aku mengerjakan paper untuk mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar semalam suntuk. Karena kelelahan aku tertidur dimuka komputer dan
aku tinggalkan komputerku dalam keadaan menyala. Sebagai anak muda
menyimpan gambar-gambar porno dari disket ke disket atau bertukar VCD
porno adalah hal yang wajar diantara aku dan teman-temanku. Rasa
khawatirku muncul dan aku bergegas bangun.
".. Mas, koq komputernya enggak dimatiin sih..?" tanya Ayu sambil menggeser-geser mouse.
Untung saja ia hanya main game solitaire. Aku banting lagi tubuhku yang masih setengah nyawa ke kasur busa yang ada dilantai.
".. Iya.. Semalem.. Abis ngerjain tugas.. Aku ketiduran, Yu.." kataku sambil bermalas-malasan dikasur.
"..
Iya.. sudah sana mandi..! Mana bau ih.. sudah sana..!" bentak Ayu
sambil bercanda menirukan gaya Ibuku yang biasa membangunkanku dengan
kata-kata itu.
".. Hoahh..!!" aku menguap sambil menggeliat mengumpulkan nyawa.
"..
Idih.. Baunya kemana-mana.. sudah sana mandi.. mau mandi enggak..
Hah?!" kata Ayu sambil merapat padaku dan memukul guling ke mukaku..
".. Aduh.. Duh.. Aduh.. He.. He.. He.. Aduh..!!" aku pura-pura sakit sambil tertawa terkekeh.
".. sudah.. Sana.. Mandi.. Sana!!" bentak Ayu sambil terus memukul-mukul dengan bantal ke mukaku
Tak
tahan diserang bertubi-tubi aku akhirnya menyerah dan bergegas ke kamar
mandi sambil mengambil handuk dan pakaianku. Hari itu hari sabtu jadi
aku tak perlu tergesa-gesa karena hari itu hari libur. Ada yang aneh
karena Ayah dan Ibuku yang biasanya ada dirumah kini tidak ada. Setelah
itu aku kembali ke kamarku.
".. Yu.. Ibu sama Ayahku kemana..?" tanyaku pada Ayu
".. Lho.. Mas.. Koq.. enggak tahu sih..?" Ayu balas bertanya
".. Nggak.. Ada apa..?" tanyaku lagi..
".. Ibu sama Ayah Mas.. Tadi pagi sudah berangkat ke Bekasi.. Katanya mau lihat anaknya Mas Robi.." cerita Ayu.
Mas
Robi adalah abangku. Anaknya yang juga adalak keponakanku yang umurnya
baru 2 tahun sakit. Ayah dan Ibuku menengok keponakanku yang adalah cucu
mereka juga.
".. Oh.." aku baru mengerti.
".. Iya.. Nah tadi Ayah sama Ibu Mas Yanto nitip rumah ke aku.." kata Ayu.
".. Oh.." sahutku.
".. Ah.. Oh.. Ah.. Oh.. Apanya sih..?!" hardik Ayu sambil bercanda.
".. Ah.. Nggak.." kataku sambil memperhatikan Ayu.
Wajah
Ayu sepertinya biasa-biasa saja. Hanya kulitnya yang putih mulus yang
membuatnya terlihat cantik. Rambutnya yang dipotong pendek semakin
membuat ia kelihatan tomboy. Tubuhnya sintal dan padat menyiratkan kalau
ia seksi. Dalam hatiku ingin sekali menikmati tubuhnya itu yang aku
rasa lebih nikmat daripada pelacur kelas kakap sekalipun. Aku atur
strategi bagaimana caranya supaya aku bisa menikmati tubuhnya.
".. Kenapa sih, Mas..?!" tanya Ayu yang membuat lamunanku buyar seketika.
".. Akh.. Nggak.. Eh.. Ayu sudah sarapan belom..?" tanyaku mengalihkannya.
".. Kenapa sih.. Mau Ayu buatin yah..?" kata Ayu.
".. Aduh kamu tuh baik sekali sih.." kataku memujinya.
".. Iya dong.. Siapa dulu dong.. Ayu.." katanya membanggakan diri sambil meinggalkan kamarku.
Aku
buka gambar-gambar porno di folderku. Aku pajang besar-besar untuk
memancing Ayu supaya melihatnya. Aku ingin tahu reaksinya. Tak lama
kemudian memanggilku.
".. Mas sudah tuh.." katanya.
Aku
meninggalkan komputerku dalam keadaan gambar terdisplay besar-besar
dimonitor. Perkiraanku benar saja. Ayu kembali ke kamarku. Aku sengaja
membiarkannya melihat gambar-gambar porno itu karena ingin tahu
reaksinya. Sementara itu aku sarapan diruang makan. Setelah itu aku
kembali ke kamarku.
Tak kusangka dan tak kuduga Ayu ternyata
membolak-balik gambar-gambar yang ada difolderku sambil melihat
gambar-gambar yang lain. Aku hanya memperhatikannya dimuka pintu tanpa
sepengetahuannya. Aku tak bisa melihat wajahnya karena ia membelakangiku
entah bagaimana mimik mukanya. Perlahan aku dekati dia berbicara.
".. Ehm.. Lagi ngapain, Yu..?" tanyaku.
"..
Ehm.. Nggak.. Eh.. Eh.. Aduh.. Maaf.. Yah, Mas.. Eh.. Ayu nggak
sengaja.. Maaf sudah buka-buka foldernya Mas.." kata Ayu. Ku lihat
mukanya merah dan berkeringat.
".. Ah.. Nggak pa-pa.. Koq.. Itu juga buat ngilangin stress aja.." kataku dengan ringan.
".. Aduh.. Gimana.. Nih. Maaf yah.. Mas.." kata Ayu memohon maaf padaku. Padahal aku tahu kalau Ayu malu setengah mati.
".. Enggak.. Nggak pa-pa.. Koq.." kataku lagi.
Kali
ini aku menuntun tangannya yang memegang mouse supaya lebih aktif lagi
membuka gambar yang lain. Aku rasakan keringat dingin yang membasahi
tangan Ayu.
".. Rileks aja oke.." kataku sambil meniup tengkuk leher Ayu. Teknik ini untuk membangkitkan birahi wanita.
".. Emh.. Mas.." sahut Ayu.
".. Tuh lihat.. Ditunggingin gitu terus ditubles deh pantatnya.." kataku mengomentari gambar doggy style.
".. Ih.. Masak sih.. Mas.. Hiiy.. Jorok.. Ih..!" kata Ayu terkaget-kaget.
Tanganku
membimbing tangannya yang memegang mouse untuk melihat gambar
selanjutnya. Kali ini gambar seorang gadis mengulum-ngulum pen|s pria
yang berukuran besar dan panjang.
".. Kalau yang ini.. Serem.. Ah.." bisikku sambil terus meniup tengkuk lehernya.
".. Ih.. Jijik.. Ih.. sudah ah, Mas.. Liat yang lain aja.." bisik Ayu
Tanganku
terus membimbing tangannya yang memegang mouse hingga gambar
berikutnya. Kali ini gambar vag|na yang dijilati oleh pria. Ayu
terbelalak.
".. Tuh.. Dijilatin.. Tuh.. Enak kali yah..?!" bisikku ditelinganya.
".. Ih.. Apa nggak jijik tuh, Mas..?!" tanya Ayu terheran-heran.
".. Nggak.. Enak.. Koq.. Liat aja tuh cowoknya ke enakkan gitu.." kataku.
".. Ih.." Ayu masih terlihat jijik.
".. Kalau kamu mau.. Mas mau tuh jilatin.." bisikku sambil menawarkan.
".." Ayu diam saja
".. Gimana, Yu.. Kamu mau nggak.. Enak koq.." rayuku.
".. Engh.. Nggak.. Ah.." kata Ayu.
".. Ih.. Enak.. Enak banget.. Koq, Yu.." rayuku lagi.
".. Mas.. Nggak jijik..?" tanya Ayu.
".. Nggak sayang.. Malah.. Mas yang keenakan.." rayuku lagi.
".. Ih.. Eng.." Ayu masih jijik.
".. Oke deh.. Gimana kalau mulai dengan ini dulu.." kataku sambil mengulum bibirnya dalam-dalam.
".. Emh.." hanya itu suara yang aku dengar dari mulut Ayu.
Aku
yang berdiri dibelakang Ayu kali ini mengulum bibir Ayu dalam-dalam.
Ciumanku aku arahkan ke tengkuk lehernya sambil kujilati tengkuk leher
yang putih mulus itu.
". Emh.. Mas.. Ohh.." hanya itu suara dari mulut Ayu membalas seranganku.
Ciuman dan jilatanku aku arahkan ke dagu dan leher Ayu terus ke bawah. Tapi kausnya masih menghalangi aksiku.
".. Ayu.. Bajunya, Mas.. Buka yah..?" bisikan rayuanku.
".. Emh.." hanya itu suara yang keluar dari mulut Ayu. Aku tak tahu apakah itu berarti ya atau tidak.
Perlahan-lahan
aku tarik bajunya Ayu tak memberontak sedikitpun. Aku teruskan menarik
kaus itu hingga terlepas. Tak ku sia-siakan kesempatan ini sambil terus
membuka BH-nya. Aku tarik kancing BH-nya yang berukuran 36B. Aku lihat
tulisan itu pada tanda label pada BH-nya. Kini tubuh Ayu sudah topless
dan siap aku gempur bagian atasnya. Perlahan-lahan aku papah Ayu ke
kasur yang ada dilantai kamarku. Aku baringkan ia dan aku teruskan
aksiku tadi.
".. Ayu.. Mau diterusin enggak nih.." tanyaku. Aku takut nanti ia melapor pada orangtuanya kalau ia diperkosa.
".. Engh.. Mmhh.. Main atas aja yah.. Mas.. Sshtt.." pintanya dalam keadaan horny.
Rupanya
Ayu sudah beberapa kali main pas foto dengan teman-temannya dulu waktu
disekolah. Jadi ia sudah tak heran lagi dengan yang beginian.
Kali
ini bibirku mengulum dan lidahku menjilati buah dada yang bulat dengan
puting susu berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas. Aku mengulumnya
sambil lidahku memainkan puting susu itu. Tanganku menggerayangi buah
pantatnya yang padat berisi. Aku teruskan dengan membuka celana pendek
yang dikenakannya. Kali ini Ayu agak bertahan. Dia tidak mau menaikkan
pinggulnya supaya celananya mudah diperosotkan. Sementara itu aku
melepaskan celana pendek kolorku dan juga kausku hingga aku hanya celana
dalam saja.
".. Emh.. Jangan.. Mas.. Sshh.." pinta Ayu dalam desahannya.
".. Gimana.. Mas.. Bisa ngejilatin itunya Ayu..?" tanyaku.
".. Engh.. Jangan.. Mass.. Sshh.. Main atas aja.." pinta Ayu.
".. Nggak koq.. Yu.. Mas Cuma mau liat ama jilatin itunya kamu aja.. Mas nggak akan ngapa-apain deh.." rayuku.
Setelah
itu Ayu seperti membolehkanku. Terbukti kali ini ia mengangkat sedikit
pinggulnya supaya celananya bisa diperosotkan. Aku ambil dua sekaligus
celana dalam dan celana luarnya sehingga Ayu langsung telanjang bulat.
WOW! Kini tubuh yang selama ini aku idam-idamkan terpampang jelas di
depan mata.
".. Ih.. Mas.. Tapi Mas.. Jangan yah.." pintanya supaya aku juga tidak telanjang.
".. Lho.. Kenapa sayang..?" tanyaku.
".. Engh.. Jangan.. Deh.." pintanya lagi sambil kedua tangannya mencoba menutupi bagian paling pribadinya.
".. Kenapa.. Kamu takut..?" tanyaku.
".. Engh.. Cukup deh.. Gini aja.. Ayu takut, Mas.." katanya dibalik nafasnya yang menderu.
Aku
tahu kalau Ayu masih perawan dan aku juga tak mau merusaknya. Hanya
ingin memainkannya saja. Aku perhatikan bentuk tubuh Ayu yang
benar-benar indah itu. Buah dada yang bulat dengan puting susu coklat
kemerahan mengacung menantangku. Perut yang mulus putih bersih dan
kencang. Paling utama bagian dibawah perut yang ditutupi bulu-bulu
halus. Dibalik bulu halus itu terdapat bongkahan daging merah dengan
celah yang sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil seperti
kacang merah merekah.
".. Ayu.. Punya kamu indah.. Banget.. Sayang.." kataku sambil mendekati vag|nanya dan langsung mengulumnya..
"..
Oufh.. Sshhtt.. Engh.. Emh.. Sshtt.. Ough.." Ayu melenguh dan mendesah
penuh kenikmatan ketika bibirku mengulum bibir vag|nanya.
".. Gimana enak.. Kan sayang..?' bisikku.
".. Emh.. Sshtt. Ough.. Sshhtt.. Ough.. Sshhtt.. Ough.." suara desahan itulah yang keluar dari mulut Ayu.
Aku
kulum-kulum kelentitnya sambil sesekali lidahku menerobos celah sempit
dibawah kelentitnya. Aku julurkan lidahku dalam-dalam hingga lidahku aku
merasakan seperti ada yang menghalanginya. Aku semakin yakin kalau Ayu
masih benar-benar perawan. Sementara itu cairan putih bening tak
henti-hentinya keluar dari kelentitnya membasahi lidah dan bibirku. Aku
jilat dan aku hisap lalu aku telan cairan kenikmatan itu seperti halnya
aku kehausan.
Cukup lama juga aku menjilati liang vag|na itu.
Sambil mulutku bermain di liang vag|nanya tanganku melepas celana
dalamku. Satu-satunya kain penutup tubuhku yang menutupi batang pen|sku.
Tanpa sepengetahuannya aku berhasil melepas celana dalamku. Kini
tubuhku dan tubuh Ayu sama-sama polos dan telanjang bulat. Kali ini
tinggal Ayu saja yang menentukan apakah boleh atau tidak batang pen|sku
yang sudah panjang dan keras untuk menerobos liang vag|nanya.
Tak lama kemudian nafas Ayu semakin cepat dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit.
"..
Auwfh.. Sshtt.. Engh.. Emh.. Augh.. Enaxx.. Mmasshh.. Sshtt.. Ough.."
begitu erangnya dan kali ini aku tahu kalau Ayu sedikit lagi akan
mencapai orgasme.
Disini aku atur siasat. Aku hentikan jilatan
dan kulumanku ke liang vag|na Ayu hingga Ayu hampir sadar. Wajahnya yang
tadi merekah kini perlahan-lahan kembali normal. Ada sedikit kekecewaan
diwajah Ayu.
".. Ayu.. Sayang.. Kamu mau.. Kan..?" tanyaku.
".. Mas.. Engh.. Ayo dong.." begitu pinta Ayu ditengah-tengah desahan nafasnya yang tersengal.
".. Iya.. Sayang.. Tapi kamu mau.. Nggak..?" tanyaku lagi.
".. Iya deh.. Mas.. Ayu mau apa aja yang Mas suruh.. Tapi.." aku melihat Ayu seperti mengiba padaku.
".. Oke.. Deh.. Punya.. Mas.. Boleh kan dimasukin..?" tanyaku.
".. Iya.. He.. Eh.. Egh.. Ayo.. Dong.." Ayu meminta padaku.
".. Ayo.. Apa.. Ayo.. Apa.. Sayang.." tanyaku pura-pura.
".. Ayu mau yang tadi.." pinta Ayu.
".. Yang tadi.. Yang mana..?" tanyaku pura-pura.
".. Engh.." Ayu meminta dengan manja sambil menjambak rambutku dan mengarahkan pada liang vag|nanya.
".. Yang ini sayang.. Emgh." aku teruskan lagi jilatanku..
"..
Iyah.. Ough.. Emh.. Yesshh.. Ough. Emh.. Sshhtt.. Oufh.. Sshhtt..
Oughh.." begitu desah Ayu menimpali jilatanku hingga Ayu hampir orgasme
lagi dan..
".. Ayu.. Mas.. Boleh yah.. Masukin.." tanyaku sambil batang jalan tolku sudah menunggu dibibir vag|nanya.
".. Emggh.." Ayu mendesah sambil matanya terpejam dan siap menerima batang jalan tolku.
".. Boleh.. Nggak sayang.. Emh..?" tanyaku sambil memainkan batang jalan tolku dibibir vag|nanya .
".."
Ayu terdiam namun ia sediki mengangkat pinggulnya dan aku langsung siap
mencobloskan batang pen|sku yang sudah keras dan panjang ini ke liang
vag|nanya. Namun baru didorong sedikit batang pen|sku seperti terpeleset
begitu terus menerus hingga..
".. Augh.. Sshhtt.." Ayu merintih.
".. Dikit.. Lagi. Yah.. Sayang.. Enaxx.. Koq.." rayuku.
".. Augh.. Pelan-pelan.. Mas.. Aduh.. Sshhakit.." rintih Ayu aku lihat sedikit airmata dimatanya.
Aku dorong perlahan-lahan batang pen|sku hingga
".. SLEB.. SLEB.. BLESS!!" batang pen|sku berhasil amblas ke liang vag|na Ayu.
Aku
diamkan sesaat batang pen|sku didalam liang vag|na Ayu. Aku biarkan
otot-otot vag|na Ayu supaya terbiasa dulu dengan batang pen|sku yang
baru saja menerobos liang vag|nanya. Batang pen|s yang selama ini belum
pernah menerobos liang vag|na Ayu kini merintih.
".. Sshhtt.. Auh.. Sshhtt.. Sakit.. Mas." aku lihat sedikit airmata dimata Ayu.
".. Iya.. Sayang.. Aku tahu.. Sebentar lagi enak koq.. Yah.." kataku sambil mengulum bibirnya.
Setelah
itu aku liukkan perlahan-lahan pinggulku untuk memainkan batang pen|sku
didalam liang vag|na Ayu. Ayu yang tadi merintih kesakitan kini kembali
mendesah penuh kenikmatan.
".. Oufh.. Sshhtt.. Engh.. Emh.. Sshtt.. Ough.." begitu suara desahan Ayu mengiringi liukan dan terjangan batang pen|sku
".. Ouh.. Yu.. Kamu enaxx.. Banget.. Yu.. Egh.." kataku memuji-mujinya.
Posisi
tubuh kami aku atur. Kaki Ayu aku lingkarkan dipinggulku dan kedua
kakiku terlipat supaya batang pen|sku benar-benar pada posisi yang enak
diliang vag|na Ayu. Permainan ini terus berlangsung hingga dua puluh
menit kemudian.
".. Ough.. Eghh.. Ough.. Ough.. Egh.. Emh..
Sshhtt.. Ough.. Shhtt.. Ouggh.. Sshtt.. Ough.." mulut Ayu mendesah-desah
penuh kenikmatan sambil meracau.
".. Masshhtt.. Augh.. Enaxx..
Banget.. Mmhh.. Sshhtt.. Oughh.. Sshhtt.. Ough.. Shhtt.. Ough.." tangan
Ayu memeluk punggungku erat-erat sambil kedua kakinya mencengkram
erat-erat pinggangku. Ayu sebentar lagi orgasme.
".. Tenang.. Sayang.. Aku juga bentar lagi.. Koq.." kataku sambil mempercepat liukkan pinggulku dan akhirnya..
"..
Augh.. Augh.. Aarghh.. Emh.. Emh.. Ouh.." Ayu mengerang panjang dan
diakhiri dengan desahan-desahan lambat. Aku rasakan otot-otot
divag|nanya berdenyut-denyut seperti menyedot batang pen|sku.
Diperlakukan begitu, batang pen|sku jadi terasa berdenyut-denyut akan
ada yang keluar lalu tak lama kemudian.
".. Oooh.. Ayuu.. Enaxx.." kataku sambil diikuti dengan semburan cairan kenikmatanku menembak dirahimnya.
CROT..
CROT.. CROTT..! batang pen|sku menyemprotkan cairan sperma penuh
kenikmatan. Aku merasakan denyutan-denyutan yang dahsyat dibatang
pen|sku. Setelah itu bibir kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa
kenikmatan orgasme yang kami rasakan. Perlahan Ayu mengendorkan
cengkeramannya dan kembali rileks.
".. Makasih banget yah, Yu.. Kamu mau begini sama aku.." kataku sambil membelai rambutnya.
".. He-eh.. Makasih juga yah, Mas.. Ayu enggak sia-sia kehilangan keperawanan kalau seenak ini.." kata Ayu yang membuatku kaget.
".. Jadi kamu nggak nyesel..?" tanyaku.
".. Nggak.. Eh.. Malah.. Ayu jadi ingin dan ingin terus beginian sama.. Mas.." sahutnya blak-blakan.
".. Eh.. Bagus deh.." kataku sambil menariknya ke pangkuanku dan kami kembali berciuman.
Lalu
setelah cukup terangsang aku dan Ayu kembali bersenggama dengan
berbagai posisi. Hari itu tak kurang dari empat kali kami bersenggama di
kamar hingga siangnya kami sama-sama kelelahan lalu tertidur. Sorenya
setelah bangun dari tidur kami mandi berdua dan masih melakukannya di
kamar mandi.
Setelah kejadian itu aku dan Ayu masih melakukannya
jika ada kesempatan hingga setahun kemudian. Ayu pindah ke daerah untuk
kuliah. Hingga detik ini aku tak tahu bagaimana kabarnya ia sekarang
ini.
Tamat